Sebagian besar kehamilan remaja merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kehamilan remaja yang tidak diinginkan, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan
- Faktor dari dalam diri remaja sendiri yang kurang memahami swadarmanya sebagai pelajar
- Faktor dari luar, yaitu pergaulan bebas tanpa terkendali orangtua yang menyebabkan remaja merasa bebas untuk melakukan apa saja yang diinginkan
- Perkembangan teknologi media komunikasi yang semakin canggih yang memperbesar kemungkinan remaja mengakses apa saja termasuk hal-hal negatif
- Usia menstruasi yang semakin dini disertai usia kawin yang semakin tinghi menyebabkan masa-masa rawan yaitu kecenderungan perilaku seksual aktif semakin memanjang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus kehamilan remaja di luar nikah
- Tidak menggunakan alat kontrasepsi atau kegagalan menggunakan alat kontrasepsi akibat remaja menggunakan alat kontrasepsi tanpa disertai pengetahuan yang cukup tentang metode kontrasepsi yang benar.
Kinsey dkk. Mengungkapkan bahwa kekhawatiran dan rasa takut terhadap kehamilan dialami remaja sebesar 44 persen dari responden perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Sekitar 89% justru takut karena alasan moral dan sosial bukan karena alasan kesehatan. Pada kehamilan pranikah, rasa malu dan perasaan bersalah yang berlebihan dapat dialami remaja. Apalagi jika kehamilan tersebut diketahui pihak lain seperti orangtua. Hal ini menambah tekanan psikologis yang berat yang pada akhirnya mengarah pada depresi.
RISIKO YANG TIMBUL AKIBAT KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN (KTD)
Beberapa risiko yang timbul akibat kehamilan yang tidak diinginkan adalah sebagai berikut :
- Risiko medis : aborsi tidak aman berkontribusi pada kematian dan kesakitan ibu, gangguan kesehatan
- Psikologis : rasa bersalah, depresi, marah dan agresi, remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil
- Psikososial : ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, tekanan dari masyarakat yang mencela dab menolak keadaan tersebut, dikucilkan dari masyarakat dan hilang kepercayaan
- Masa depan remaja dan janin : terganggunya kesehatan, risiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi, pernikahan remaja dan pengguguran kandungan, putus sekolah, bila bayi dilahirkan masa depan anak mungkin saja terlantar, perkembangan bayi yang tertahan, bayi terlahir dengan berat rendah.
Kehamilan remaja dapat menyebabkan terganggunya perencanaan masa depan remaja. Terdapat pula perlakuan yang kurang adil dari masyarakat atau institusi formal terhadap remaja perempuan. Sering kali dalam suatu kasus kehamilan di luar nikah, yang menjadi korban, misalnya tidak boleh melanjutkan sekolah, adalah remaja perempuan. Sedangkan remaja laki-laki masih diperbolehkan melanjutkan sekolah. Pandangan negatif dari masyarakat pun cenderung lebih memberatkan perempuan dibandingkan laki-laki.